KENAPA ALLAH KUMPULKAN KITA DI BLOG INI ?

SITUS MATA AIR JALATUNDA

 

SITUS MATA AIR JALATUNDA

MELIHAT “SISA” PENINGGALAN KERAJAAN PAKUAN PAJAJARAN DI SINDANGBARANG BOGOR
Mata air Jalatunda merupakan lubang sumur dangkal dengan berukuran lubang air sekitar 2 x 1 M. Sampai sekarang masih mengeluarkan air dari sela-sela susunan batu yang ada di sekitar dungus bambu. Ada 2 lubang di sekitar batu tersusun baik. Kini telah dikasih plang kaleng sebagai tanda kawasan situs merupakan Situs Cagar Budaya. Dari jalan kecamatan tidak terlalu jauh  sekitar 500 M. Ada petunjuk arah menuju lokasi.

Air tersebut konon tidak pernah mengering dan airnya pun jernih. Sumur itu telah ditembok rapih dan hamparannya dengan batu-batu dan diberi pintu besi. Air sumur Jalatunda kemudian dialirkan melalui parit kecil ke arah timur sekitar 20 meter menuju bentuk kolam buatan dengan nama Taman Sri Bagenda. Penduduk sekitarnya mayoritas berusaha di bidang home industry alas kaki (pembuatan sepatu). Selain air mengalir ke Taman Sri Bagenda, juga mengalir ke kali kecil Cipamali. Jenis batu di sekitar sumur itu berbentuk bulat-bulat sesuai dengan khazanah megalitik atau sering kali masyarakat menyebutnya batu pelor.

Lokasi Mata Air Jalatunda berada di desa Pasir Eurih Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor. Lazim ditemukan model batu-batu bulat seperti itu, di kawasan  Situs Punden Berundak Lemah Duhur Kampung Cijembar Desa Sukajembar Kecamatan Sukanagara Cianjur. Tentu ditemuksn batu yang berbentuk bulat tersebut.

Situs Mata Air Jalatunda berada di lokasi itu cukup lama walau sampai kini para arkeolog dan sejarahwan belum bisa menentukan titik mangsa kehadirannya. 
Secara morfologi dan etimologi bahasa, kata "Jala" dalam bahasa Sangsekerta yang berarti "air" sedangkan kata "Tunda" mengandung arti mulut atau lubang. Sangat menguatkan air memancar dari mulut atau lubang sumur tadi.

Sangat disayangkan situs Mata Air Jalatunda kurang perawatan yang maksimal sehingga terkesan kumuh dan tercium bau aroma kurang nyaman karena sekitar dua meter ada rumah yang dipakai produksi alas kaki atau pengrajin sepatu yang sangat jelas bau lem. Padahal jika dirawat dengan baik tidak sekedar orang berkunjung sebatas melihat, memotret dan berselfi dengan Hp namun bisa memberikan keberkahan bagi masyarakat sekitarnya. Nilai-nilai Kesejarahan dan Pariwisata bisa lebih menonjol. 

Nama seperti Situs Mata Air Jalatunda dikenal di beberapa daerah di Pulau Jawa yang seringkali dihubungkan dengan peradaban masa lalu. Petirthan Kuno di Lereng Barat Gunung Pananggungan yang berangka 899 Saka atau sekitar tahun 977 Masehi juga dinamakan Jalatunda. Ada nilai-nilai sejarah yang amat kental kekeramatannya. Begitu juga di Bukit Gunung Jati Cirebon dikenal Dumur Jalatunda, kini airnya sudah mengering. Oleh karena itu mari kita lestarikan situs Cagar Budaya dan alam yang memiliki nilai-nilai sejarah sebagai khazanah peradaban manusia.


Comments