KENAPA ALLAH KUMPULKAN KITA DI BLOG INI ?

Ghibah, Perusak Amal Ibadah

Ghibah, Perusak Amal Ibadah

โœ Mungkin, selama ini kita mengira bahwa perbuatan ghibah hanyalah kesalahan biasa, bahkan menganggapnya bukan sebagai kesalahan, saking seringnya lidah kita dipergunakan untuk menggunjing, mengungkap, dan menyebarkan aib orang lain; atau saking ringannya jari-jari kita dipergunakan untuk menulis kata-kata umpatan dan hinaan kepada orang lain melalui media sosial. Naโ€˜udzu billah. Padahal, ghibah merupakan perbuatan dosa besar, sebab disebutkan dalam Al-Quran. "Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain." (Surat Al-Hujurat ayat 12).๐Ÿ’

โœ Menurut para ulama, di antara kriteria dari perbuatan dosa besar adalah larangan dan ancamannya disebutkan langsung dalam Al-Quran. Namun, sebelum masuk kepada ancaman dan konsekuensi dari perbuatan tersebut, ada baiknya kita melihat bagaimana pengertian ghibah itu sendiri. Sebab, boleh jadi banyaknya orang yang berbuat ghibah karena belum mengenali batasan-batasannya.๐ŸŒฟ

๐Ÿ‘‰ Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, โ€œApa itu ghibah, ya Rasul?โ€ Ia menjelaskan, โ€œ(Ghibah itu) menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.โ€. Sahabat tadi bertanya lagi, โ€œBagaimana jika apa yang aku ceritakan itu benar-benar terjadi pada saudaraku?โ€ Dijawab oleh Rasulullah SAW, โ€œJika apa yang kau ceritakan itu benar-benar terjadi, berarti kau telah menggibahnya. Namun, jika apa yang kau ceritakan itu tidak terjadi, berarti kau telah berbuat kebohongan padanya.โ€๐Ÿ€

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa: ghibah artinya menceritakan apa yang terjadi pada orang lain yang apabila terdengar oleh orang yang diceritakannya pasti tidak menyukainya, meski apa yang diceritakan itu benar-benar terjadi padanya.

๐Ÿ‘‰ Suatu hari, Siti โ€˜Aisyah pernah bercerita di hadapan Nabi SAW tentang seorang wanita. Terakhir, Siti โ€˜Aisyah memungkas, โ€œAlangkah pendeknya wanita itu, ya Rasul!โ€ Mendengar demikian, ia langsung menegur, โ€œSungguh kau telah menggunjingnya.โ€ Pernyataan Rasulullah SAW itu mengisyaratkan bahwa apabila yang disampaikan Siti โ€˜Aisyah itu terdengar oleh wanita tadi, pasti tidak menyukainnya, meski keadaan wanita tersebut memang demikian adanya. ๐ŸŒธ

๐Ÿ‘‰ Anehnya, mengapa para pelaku ghibah seakan mendapatkan โ€œkenikmatanโ€ tersendiri saat melakukannya. Tidaklah mengherankan karena Iblis senantiasa menggoda manusia melalui berbagai pintu, termasuk dari ghibah ini. Konon, bibir orang-orang yang senang berbuat ghibah, oleh Iblis dilumati dengan madu, sebagaimana dikisahkan Al-Ghazali dalam Mukรขsyafatul Qulub. Tujuannya agar mereka selalu merasa โ€œmanisโ€ saat membicarakan dan menyebarkan aib orang.๐ŸŒด

โœ Dikisahkan, dalam sebuah perjalanan, Nabi Isa AS pernah bertemu dengan Iblis yang sedang membawa madu di salah satu tangannya dan membawa abu di tangan lainnya. Ditanya oleh Nabi Isa, โ€œApa yang akan kau lakukan dengan madu dan pasir itu, hai musuh Allah?โ€ Iblis menjawab, โ€œMadu ini akan kuoleskan pada bibir para ahli ghibah agar mereka merasa manis dan semakin giat melakukan ghibahnya. Sementara abu ini aku balurkan pada wajah anak-anak yatim, sehingga orang-orang merasa benci kepada mereka.โ€ 

Wallahu โ€˜alam.๐Ÿ™

Comments